Limapuluh Kota|Matasumbar.com – Tokoh adat Luak Limopuluah meminta agar Budaya Adat Minangkabau (BAM) diajarkan kembali di sekolah-sekolah di Sumatera Barat karena pelajaran BAM adalah pendidikan karakter bagi generasi penerus.
Yulfian Azrial salah seorang Budayawan, Kolumnis, Pejuang ABS-SBK, sebagai salah seorang yang pertama menggulirkan wacana gagasan “Baliak Banagari”di tahun 1990-an. Menyatakan bahwa secara Nasional Indonesia dibangun dengan budaya atau pendidikan karakter yang kuat melalui adat istiadat sebagai kearifan lokal. Sehingga melahirkan pejuang-pejuang yang pemberani dan gigih. Sehingga terwujudnya Indonesia Merdeka.
Demikian juga untuk daerah Minangkabau, adat sebagai kearifan lokal Suku Minang sudah berjalan sejak dahulu kala sebagai pendidikan karakter. Sehingga banyak melahirkan orang-orang Arif, cerdik pandai yang menjadi tokoh-tokoh Nasional dari Minang.
Menurut Yulfian pembelajaran adat Minang wajib dimasukan kedalam kurikulum agar pembelajarannya dapat efektif. karena sangat penting untuk pembentukan karakter generasi penerus di Sumatera Barat.
Sementara itu Zulhikmi Dt. Rajo Suaro Ketua LKAAM Limapuluh Kota ketika dihubungi melalui telepon seluler, menyatakan, bahwa terkait dengan pembelajaran BAM yang tidak masuk kurikulum, LKAAM Limapuluh Kota dan LKAAM Propinsi Sumatera Barat sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Sumatera Barat dan Kanwil Kementrian Agama Sumatera Barat agar BAM dimasukan kembali kedalam kurikulum pembelajaran.
Jawaban dari pihak terkait di tingkat provinsi menyatakan akan mengintegrasikan pembelajaran BAM ke mata pelajaran lain.
Pendapat Zulhikmi Dt. Rajo Suaro, dirinya menyatakan sebaiknya pembelajaran BAM dimasukan kirikulum dan diajarkan khusus agar lebih efektif dan terukur.
Kepala UPTD SMPN 1 Guguak Andrian Nopel.M.Pd berpendapat saat ini banyak dari generasi muda tidak paham tentang adat minang. Hal ini terbukti dari minimnya pengetahuan tentang adat minang fi kalangan anak-anak muda.
Bahkan ada yang tidak tau suku dan kampungnya dalam adat Minang. Untuk itu menurut Adrian dirinya berpendapat BAM perlu diajarkan di sekolah.
“Khusus untuk UPTD SMPN 1 Guguk dalam waktu dekat akan mengadakan kegiatan ektra kurikuler dengan menjadikan adat sebagai temanya” sebut Andrian.
Senanda juga di sampaikan Osneli Jasmi Kepala UPTD SMPN 1 Harau, bahwa pembelajaran BAM sangat penting untuk diajarkan disekolah agar terbentuk generasi muda yang ber-adat.
Dalam hal ini, Osneli akan berusaha untuk mendorong agar pembelajaran BAM dapat di integrasikan kedalam pembelajaran yang lain. Dalam waktu dekat Osneli akan mengundang pakar Adat Minang untuk membahasnya.
“Ini juga sebagai langkah serius dalam rangka mendukung program Bupati Limapuluh Kota dalam membina Adat Minang, pungkasnya,(Delfitra).
Editor : Heri Suprianto