Limapuluh Kota,MataSumbar.com –
Keberadaan Batu Sandaran Niniak Nan Barompek di Jorong Limbanang Baruah Kecamatan Suliki Nagari Limbanang merupakan bukti sejarah perjalanan awal kedatangan nenek moyang masyarakat Luak Limo Puluah Kabupaten 50 Kota dan Kota Payakumbuh sampai ke Nagari Limbanang.
Berdasarkan keterangan didalam buku adat salingka nagari Limbanang sejarah ini dimulai dari kedatangan nenek moyang nan barampek yang turun dari Pariangan Padang Panjang bersama 50 orang rombongan mencari daerah baru di pedalaman Sumatera Barat hingga sampai di Padang siontah taman ijuak situjuah batur.
Setelah itu lima orang rombongan itu melanjutkan perjalanan ke pedalaman Luak Limo Puluah, sehingga jumlah rombongan menjadi kurang dari 50 sehingga tersebutlah daerah ini dengan sebutan Luak Limo puluah yang artinyo sudah kurang dari 50. Rombongan itu dikepalai oleh Dt. majo Indo, Dt. Siri Matajo, Dt. Bandaro dan DT. Rajo Dibalai.
Perjalanan mencari nagari baru ini mempertemukan nenek moyang masyarakat Luak limo Puluah tersebut dengan hutan raya atau rimbo padat yang dalam bahasa daerah disebut ” Rimbo Anang ” yang menjadi asal usul nama Nagari Limbanang.
Penemuan daerah Rimbo Anang ini oleh nenek moyang masyarakat Luak Limo puluah diprediksi sejarawan belanda, terjadi sekitar tahun tujuh puluh masehi dengan mengambil bukti sejarah penterjemahan Batu Goresan Niniak Nan Dahulu yang terdapat disamping bukti historis Batu Sandaran Niniak yang terdapat Jorong Limbonang Baruah Nagari Limbanang.
Tokoh adat nagari Limbanang Dt. Rajo Mangkuto kepada media mengatakan bahwa Batu Sandaran Ninik merupakan situs bersejarah yang penting. Pelestarian situs bersejarah ini harus mendapat perhatian berbagai pihak.
Rajo Mangkuto berharap agar pemkab 50 Kota dan Pemrov Sumatera Barat bersedia menyediakan anggaran guna pelestarian situs Budaya ini,” ujarnya
Terkait pemeliharaan situs Budaya Batu Sandaran Niniak Nan Barompek di Nagari Limbanang, Camat Suliki menyarankan agar pihak yang peduli dalam pelestarian situs budaya ini dapat berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Pemkab 50 Kota.
Sementara itu Dt. Bijo Anso dari KAN Limbanang mengatakan, bahwa KAN Limbanang bersama seluruh ninik mamak berkomitmen untuk memelihara aset adat dan peninggalan bersejarah yang ada di nagari Limbanang termasuk Batu Sandaran Niniak Nan Barompek.
“Bagaimanapun caranya walaupun tidak ada anggaran dari pemerintahan nagari akan kita usahakan pemeliharaannya” jelas Dr.Bijo Anso
Ormas Pekat IB 50 Kota melalui sekretarisnya menyatakan”, mendukung komitmen KAN Limbanang dalam pemeliharaan aset adat dan situs bersejarah yang ada di Nagari Limbanang.
Selain itu, Ormas Pekat juga bersedia membantu pihak-pihak yang peduli pelestarian situs adat ini untuk melakukan koordinasi dengan pihak Pemkab 50 Kota, dan Pemprop Sumatera Barat guna teralokasinya dana pemeliharaan situs budaya ini” ujarnya (Delfitra).
Pewarta : Bonar Surya