MENTAWAI|Matasumbar.com – Adanya investor dari PT Bumi Alam Sikerei (BAS) yang akan masuk berinvestasi mengelola kayu di sambut baik oleh masyarakat Dusun Tolou laggo, Desa Katurei, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai
Dalam hal ini sejumlah tokoh masyarakat dari berbagai dusun dan desa yang berada di wilayah itu melakukan diskusi dan pertemuan dengan salah satu investor PT Bumi Alam Sikerei (BAS) yang akan masuk untuk mengelola kayu di wilayah tersebut.
Masuknya investor PT BAS untuk mengelola lahan kayu milik masyarakat sangat membantu sekali, guna meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Masyarakat sangat memahami bahwa hutan salah satu kehidupan masyarakat mentawai, akan tetapi kalau tidak di olah sesuai tatanannya sama juga tidak memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Sementara hasil bumi yang ada belum ada solusi untuk peluang harga yang dapat memberikan dampak ekonomi masyarakat secara maksimal.
Kayu yang akan di kelola PT BAS di lahan milik masyarakat setempat bisa di manfaatkan dengan baik serta memproduksi sesuai aturan berlaku yang di keluarkan oleh pemerintah dan tidak sembarang tebang.
Seperti kita ketahui hutan sudah menjadi bagian penting dari masyarakat yang hidup disekitarnya. Bahkan hutan tidak hanya sebagai tempat habitat hewan dan tumbuhan melainkan juga menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat dalam memenuhi ekonomi.
Salah satu warga Desa Katurei, Firman Sabolak menyebut, masuknya investor untuk mengelola kayu di lahan masyarakat, sepanjang itu sudah sesuai kesepakatan serta tidak adanya hambatan, masyarakat siap berikan lahan kayu mereka di kelola.
“Kami siap menerima PT Bumi Alam Sikerei (BAS ) berinvestasi untuk mengelola lahan kayu kami di wilayah Katuerei sesuai aturan yang di keluarkan pemerintah dalam hal ini Kementrian Kehutanan” sebutnya.
Terkait soal harga sesuai negoisasi setidaknya dapat membantu masyarakat pemilik lahan dan masyarakat tidak menjual tanah, tetapi masyarakat hanya menjual kayu kepada investor untuk di kelola.
“Prinsipnya kayu yang berada di lahan masyarakat cukup banyak, dari pada tidak terkelola, kalau ada investor yang masuk untuk berinvestasi seperti PT Bumi Alam Sikerei, kami siap menerima khusus masyarakat Desa Katurei” kata Firman Sabolak.
Sementara Emelius warga setempat mengatakan, dari pantauan kami adanya investor masuk untuk berinvestasi di wilayah ini, masyarakat sangat mendukung dan mengelola kayu milik warga.
Soal penyerahan lahan kayu yang di kelola pihak PT BAS, menurut Emelius masyarakat sudah memikirkan dan mempertimbangkan dampak masuknya perusahan kayu ini, dimana akan memberikan ruang untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
“Kalau pihak PT BAS serius, tentu masyarakat mau serahkan lahan kayu mereka di kelola, setidaknya tumbuh perekonomian di tengah masyarakat” tuturnya.
Pemanfaatan hutan ramah lingkungan serta peningkatan ekonomi masyarakat tentunya di butuhkan investor untuk mengelola hutan sesuai aturan undang-undang kehutanan.
Seperti pihak perusahan PT BAS tentu harus memiliki izin yang di keluarkan pemerintahan terkait, sebelum di lakukan operasi pihak perusahan perlu melakukan sosialiasi dengan masyarakat terutama kepada pemilik lahan.
Dengan demikian dalam hal ini Negara menjamin keberlangsungan hidup masyarakat dengan cara tata kelola hutan ramah lingkungan serta pihak PT BAS juga memberikan kontribusi kepada masyarakat yang berada di lokasi pengolahan kayu dalam konteks meningkatkan ekonomi masyarakat, (*).