PESSEL, matasumbar.com – Masuk 2020, harga komoditi tandan buah segar (TBS) sawit di Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kenaikan. Harga yang sebelumnya sempat bertahan Rp 800 per-kilogram, kini naik menjadi Rp 1.400.
Sejumlah petani mengatakan, harga ini mulai naik sejak memasuki pertengahan bulan ini. Harganya yang dulu mencekik, kini mulai membuat petani telah bergairah kembali.
“Kami rasakan sudah lima hari ini, cukup membuat kami lega. Karena harganya naik cukup tinggi,”ungkap, Syahrul (24) petani sawit di Kampung Pasar Amping Parak, Nagari Ampingparak- Sutera Kabupaten Pesisir Selatan kepada matasumbar.com, Jumat 17 Januari 2020.
Senada dengan Syahrul, petani lain Ilham (35) juga mengatakan hal yang sama. Naiknya harga TBS diawal tahun ini akan membantu ekonomi petani di daerah itu.
“Jadi kalaupun petani harus mengeluarkan ongkos panen Rp 250 ribu per-ton. Itu tidak akan terlalu berat, karena sudah cukup sebanding dengan yang dihasilkan,” terangnya.
Lebih jauh, Syahrul berharap, harga sudah mulai berpihak kepada petani ini tidak lagi turun seperti sediakala. Sebab, harga yang sebelumnya sudah cukup membuat petani menderita.
“Bahkan saat (masa harga mencekik) banyak ladang sawit yang semak. Karena biaya yang dikeluarkan dengan yang didapat tidak sebanding lagi,”ujarnya.
Terpisah, anggota DPRD dapil Sutera-Lengayang Pessel, Ikal Jonedi meminta pemkab bisa melakukan langkah agar harga sawit tetap bertahan.
“Kita akan dorong pemerintah untuk menstabilkan harga ini. Karena, bagaimana-pun, harga sawit sangat jadi penentu hidupnya perekonomian masyarakat,”tutupnya. (Topit Marliandi).