PESSEL|Matasumbar.com – Terkait adanya pemberitaan yang diterbitkan salah satu media online LensaKita.co.id soal bacorde ilegal untuk pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah kabupaten pesisir Selatan tak berdasar diduga ada unsur sakit hati.
Dari pemberitaan itu menyebutkan adanya mafia BBM yang di lakukan oknum penegak hukum termasuk oknum lainnya dengan menggunakan jerigen dan babytank, informasi yang diterbitkan tersebut tidak berdasar hanya sifatnya sepihak.
Hal itu di sampaikan Ketua Ormas DPD Pekat IB Pessel, Nasotion Aldo saat melakukan koordinasi terkait maraknya bacorde ilegal pengisian BBM di wilayah kabupaten pesisir Selatan.
Namun, dalam pemberitaan yang diterbitkan salah satu media online tersebut tidak menyebut dimana lokasi SPBU yang ada bacorde ilegal melibatkan oknum polisi, sehingga informasi yang di sebar media itu meresahkan masyarakat setempat.
Nasotion Aldo saat konfirmasi dengan salah satu warga Saf yang tinggal di Nagari Balai salasa, Kecamatan ranah pesisir menyampaikan, bahwa kemaren ini ada mendengar persoalan SPBU terjadi permainan di salah satu pemberitaan yang tertulis SPBU ini dalam pembinaan.
Nah, dengan adanya informasi SPBU ini dalam pembinaan, masyarakat setempat di rugikan, karena akan sulit mendapatkan BBM untuk kebutuhan anak-anak sekolah, petani dan yang lainnya.
“Saya sendiripun hanya pedagang biasa sebagai pengecer minyak untuk penyambung hidup, namun dengan SPBU di hentikan sementara saya tidak bisa mendapatkan BBM” terang Saf
Adanya penghentian sementara operasi SPBU, dia berharap jangan lama-lama, karena sangat berdampak kepada masyarakat terutama yang beraktivitas sebagai petani, pasalnya BBM sudah menjadi kebutuhan warga banyak, ucapnya lagi.
Dia mengatakan, dalam pemberitaan yang di muat salah satu media adanya oknum polsek bermain BBM tidak ada ikut serta soal ini, memang tidak ada nampak, jadi pemberitaan terlalu berlebihan sehingga berdampak kepada masyarakat terkait dengan kebutuhan BBM yang berkahir sulit didapat warga.
Di SPBU banyak masyarakat yang membeli minyak, namun terkadang di sebut masyarakat pemain minyak, memang kami beli minyak di SPBU, tapi untuk jualan kecil-kecilan atau enceran sebagai penambah ekonomi keluarga saja, tuturnya.
Nah, pemberitaan seharusnya ditelusuri dulu secara akurat, sementara yang beli minyak masyarakat di SPBU di sebut pula oknum polsek, ini kan gak benar, coba tanya sama kami (warga setempat) akan kami sampaikan informasi yang sebenarnya, bukan informasi menuding yang berakhir merugikan masyarakat setempat.
“Kami ini sebagai penjual enceran hanya mengambil untung kecil sebagai penyambung hidup, dengan dihentikan sementara SPBU pasca pemberitaan tentu masyarakat dirugikan, sedangkan membeli minyak menggunakan jerigen saja tak bisa” sebutnya.
Dia menyebut, pembelian minyak di SPBU ini hanya bisa mengunakan jerigen 5 liter, itu pun di lakukan bolak balik, sementara bagi masyarakat petani yang membutuhkan BBM lebih 5 liter untuk peralatan tani tentu tidak cukup, apalagi di tutup sementara SPBU sama sekali tidak bisa didapatkan BBM.
Jadi, pemberitaan yang diterbitkan salah satu media online dengan menuding maraknya permainan minyak sangat merugikan masyarakat setempat, karena tidak bisa lagi mendapatkan BBM, meski di tutup sementara.
“Melalui informasi yang kita sampaikan ini, semoga pihak SPBU kembali membuka dan melayani masyarakat setempat terkait kebutuhan BBM” tutupnya
Editor : Tim Redaksi