PESSEL, matasumbar.com – Wakil Ketua DPRD Pesisir Selatan, Jamalus Yatim meminta pemerintah kabupaten setempat untuk lebih serius dalam menyikapi insiden nelayan lamparan dasar yang meninggal di daerah tersebut.
Jamalus Yatim mengungkapkan, persoalan meninggal nelayan akibat takut tertangkap Polairud saat razia itu tidak bisa dianggap sepeleh. Sebab, tanpa ada ketegasan pemerintah dalam mencarikan solusinya hingga mengakibatkan terjadi korban.
“Di sini kita butuh keseriusan Pemkab dalam menindaklanjutinya. Jangan hanya wacana dan wacana saja, semua harus jelas,” ungkap politisi Demokrat ini kepada matasumbar.com di Painan, Selasa, 14 Januari 2020.
Ia mengungkap, jika pemerintah serius dalam menyikapi hal tersebut. Semestinya tidak ada lagi nelayan ada di daerah itu yang harus kejar-kejaran dengan pertugas razia.
“Dan inikan sudah masalah lama. Setau saya, ini sudah pernah ada solusi dari Pemkab bersama provinsi (Sumbar). Tapi ke mana rencana itu,”ujarnya.
Di ketahui tahun lalu, Pemkab Pessel telah merencanakan alat pengganti untuk lamparan dasar tersebut. Masing-masing anggaran tersebut Rp. 2,4 miliar dari Pemkab dan Rp. 2,5 miliar dari Pemprov.
“Nah, ini yang jadi pertanyaan kita. Dimana tidak jadinya. Dan Pemkab setau saya tidak pernah menjelaskan ini kepada DPRD,” terangnya.
Lanjutnya, saat ini setelah terjadi insiden tersebut, Pemkab Pessel harus lebih tegas. Jangan berkilah persoalan kewenangan meski kelautan berada di provinsi.
“Bagi kami DPRD, persoalan ini adalah persoalan daerah kita. Karena mau bagaimana-pun nelayan itu tidak bisa lepas sebagai warga kita (Pesisir Selatan)” tuturnya.
Sebelumnya, seorang nelayan penguna lamparan dasar di pantai Muaro Gadang Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti meninggal dunia karena terjun ke tengah laut akibat takut dari kejaran operasi petugas razia, Minggu 12 Januari 2020 pagi.
Wali Nagari Muaro Gadang Air Haji, Cendra Delvino mengungkapkan, peristiwa terjadi sekitar pukul 08.30 WIB dengan korban Ujang BA (55) dari warganya. Dan diduga meninggal dunia karena kehabisan nafas setelah nekat terjun ke laut saat razia berlangsung,”tutupnya.(Topit Marliandi)