PadangPanjang,MataSumbar.com – Beberapa anak dan orang dewasa, terpaksa antre menunggu Doni (30) menyiapkan pesanan mereka yaitu bakso bakar.
“Bakso Bakar Dana”, itu merek yang tertulis di gerobaknya. Ada kisah perjuangan di balik usahanya, yang kini mulai dikenal banyak pelanggan.
Semula, perantau asal Jawa yang menetap di Padang Panjang sejak 2007 itu, bukanlah penjual bakso bakar. Awalnya dia bersama istri dan dua anaknya mencoba peruntungan membuka toko plastik di pasar.
Terhitung 2019, Doni banting stir, menjual bakso bakar. Itupun tidak serta merta. Banyak kendala yang dihadapinya. Mulai dari biaya bahan, tempat untuk berjualan, istrinya yang mau melahirkan, bahkan kadang cuaca yang membuat dia tidak bisa berjualan. Ditambah lagi tahun 2020, pandemi Covid mulai melanda.
“Waduh, di masa awal pandemi, omzet saya benar-benar menurun. Saya jualan bakso hanya hari minggu saja di Bancah Laweh, karena ramainya masyarakat melakukan aktivitas olahraga. Saat pendemi datang, ditambah lagi masyarakat hanya boleh di rumah, kadang bakso bakar saya tidak habis terjual,” ceritanya.
Awal tahun ini, sambungnya, dirinya mulai berjualan bakso bakar setiap hari di depan toko plastik miliknya, di pasar sayur lama. Alhamdulillah sudah banyak peminat dan warga juga sudah pada tahu kalau dia jualan bakso bakar.
“Alhamdulillah bakso bakar saya sudah mulai dikenal masyarakat. Sehari kadang melebihi seribu tusuk terjual. Terlebih lagi jika hari minggu di Bancah Laweh, omzet saya bisa mencapai 600-700 ribu sehari,” sebutnya.
Bakso bakar ini, macam-macam harganya. ada yang dua ribu untuk bakso urat dan seribu bakso biasa. Baksonya disuguhkan dengan kuah kacang yang kental, dicampur dengan kecap manis.
“Rasanya enak, teksturnya lembut dan rasa daging dari baksonya pun terasa. Pas waktu membakar, baksonya pun dikasih minyak dulu biar kuah kacangnya melekat dengan baksonya. Kalau sudah beli sekali, pasti mau beli lagi,” kata seorang pembeli.
Doni berharap, semoga dagangan bakso bakarnya itu laku dan nantinya bisa membuka cabang di setiap daerah. (Lala/kmf).
Editor : Heri Suprianto