MENTAWAI|MataSumbar.com – Penanganan Stunting di masa pandemi di perlukan kerjasama dalam bentuk intervensi spesifik, agar pemenuhan pertumbuhan anak-anak semakin baik di setiap pedesaan.
Selain itu perlu perhatian perbaikan pola asuh anak, peningkatan akses pelayanan kesehatan, perbaikan sanitasi dan lingkungan yang menjadi variabel dalam penyelesaian stunting.
“Dukungan dana desa sangat diharapkan dalam perbaikan sanitasi lingkungan khususnya pembangunan jamban sehat bagi keluarga” kata Kadis Kesehatan Mentawai, Lahmuddin Siregar kepada media, Rabu 22 September 2021.
Ia mengatakan terkait penanganan stunting ini merupakan kegiatan pelatihan Aparatur Desa dan Kecamatan Se-Kabupaten Mentawai yang diselenggarakan P3MD Kabupaten Kepulauan Mentawai.
“Penurunan stunting dengan peningkatan pelayanan pada 1000 HPK, Lahmuddin mengharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia” imbuhnya
Tak hanya itu, kata dia kemasan dalam Mas Gibur Dua, Mentawai Anti Stunting, Gizi Buruk Peduli Anak terus digulirkan sebagai upaya penggalangan Stakeholder, tuturnya.
Berdasarkan data stunting Mentawai telah terjadi penurunan tahun 2015 sebanyak 39.86 Persen menjadi 19.3 Persen tahun 2020. Angka ini menunjukkan penanganan stunting dapat berjalan dengan baik dgn angka yang ditunjukkan telah berada dibawah angka WHO sebesar 20 persen.
Dengan demikian, meski angka stunting di tahun 2020 di mentawai menunjukan terjadi penurunan, namun perlu peningkatan melalui kerjasama di setiap desa yang ada di empat pulau besar mentawai.
“Ini yang musti harus terus di galakkan di kalangan masyarakat kabupaten kepulauan mentawai terutama di daerah pedalaman untuk terus menurunkan kasus stunting” kata dia.
Pada kesempatan itu, Lahmuddin terima kasih dan senang bertemu dengan para kepala desa baru maupun yang lama begitu semangat dalam upaya peningkatan kesehatan diwilayahnya.
Editor : Heri Suprianto