Payakumbuh|Matasumbar.com – Guna mewujudkan kurikulum Muatan Lokal , Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh ajukan diri untuk menjadi Pilot Project pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Langkah cerdas dan berani ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh untuk pelaksanaan Kurikulum Baru. Banyak daerah yang belum siap untuk melaksanakan Kurikulum baru tetapi pihak Dinas Kota Payakumbuh malah mengajukan diri guna pelaksanaan Kurikulum Merdeka secara 100%.
Terkait kurikulum merdeka ini ketika awak media mengkonfirmasi Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Dr. Dasril S.Pd, M.Pd, Selasa ,5/4/2022 Kadis sedang tidak ada ditempat dinas luar ke Bogor.
Untuk menindaklanjuti konfirmasi tersebut Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Fiqih rahmat.sy, s.kom menjelaskan, bahwa Kota Payakumbuh saat ini memang sedang mengajukan diri sebagai Pilot Project pelaksanaan Kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka secarà 100 %.
Menurut Fiqih hal ini sudah mendapat dukungan dari Walikota Payakumbuh guna mendukung program Kementrian Pendidikan serta mempercepat penerapan Kurikulum baru di Kota Payakumbuh.
Lebih lanjut Kabid menjelaskan bahwa banyak keuntungan bagi Kota Payakumbuh jika melaksanakan Kurikulum Merdeka 100% karena biasanya disaat awal akan ada dana pendamping dan didampingi oleh instruktur dari Pusat. Jadi guru-guru bisa mendapatkan materi langsung dari pusat, ujarnya.
Terkait dengan kurikulum muatan lokal, menurut Fiqih pada Kurikulum Merdeka terbuka peluang bagi daerah untuk menyusun Kurikulum Muatan Lokal sesuai kebutuhan daerah. Tetapi sesuai dengan panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka untuk penerapan Muatan Lokal dituntut lebih spesifik contohnya Mulok bahasa daerah. Seni tari daerah dan lain lainnya.
Dalam hal ini Dinas Pendidikan kota payakumbuh tak tanggung-tanggung dengan menggandeng pihak UNP guna mempersiapkan Mulok sesuai tuntutan Kurikulum Merdeka. Namun karena tidak ada anggaran tahun ini kegiatan workshop baru dapat dilakukan tahun depan.
“Untuk tahun pelajaran 2022 dipastikan mulok tidak diajarkan di sekolah karena kurikulum belum disusun” sebutnya kepada media, Rabu 6 April 2022
Sementara itu salah seorang Pemerhati pendidikan dari Penerbit Pena Indonesia juga penulis buku-buku Best Seller tentang Budaya Adat Minangkabau Yulfian Azrial menyatakan mendukung langkah yang diambil oleh Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh.
Sebagai penulis dirinya siap bekerjasama dengan pihak Dinas Pendidikan guna menyiapkan materi untuk Kurikulum Mulok terkait Budaya Adat Minang ( BAM ). Delfitra.
Editor : Heri Suprianto