MENTAWAI|Matasumbar.com – Megathrust adalah sesar atau patahan yang naik dan terbentuk karena adanya zona tumbukan (subduksi) antara kerak samudera dan kerak benua. Hal ini yang memungkinkan terjadinya gempa bumi yang berskala cukup besar disertai dengan ancaman datangnya tsunami.
Hal itu disampaikan Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso, SE,MM saat membuka Latihan Kesiapsiagaan SAR Tanggap Darurat Bencana Gempa Megathrust di halaman Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Mentawai, Kamis (10/10/2024).
Dia menjelaskan, badan nasional pencarian dan pertolongan atau lebih sering disebut Basarnas merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam melakukan penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan.
Selain penyelenggaraan, pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal, kecelakaan penanganan khusus dan kondisi membahayakan manusia.
Tak hanya itu, Basarnas juga memiliki tugas dan fungsi penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan terhadap bencana pada tahap tanggap darurat bencana.
Seperti diketahui sejak gempa bumi disertai tsunami di Kepulauan Mentawai yang terjadi 25 Oktober 2010, dimana masyarakat mulai memahami dan menyadari akan potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi di daerah-daerah lainnya.
Bahkan para peneliti kegempaan mulai memetakan daerah-daerah mana saja yang perlu diwaspadai kemungkinan gempa dan tsunami bakal terjadi, imbuhnya.
Dengan demikian, Basarnas diberikan mandat oleh undang-undang guna melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan operasi SAR dan pemerintah dalam hal ini Basarnas penyediaan dan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang pencarian dan pertolongan.
Sesuai data dari insarag (Internasional search and rescue advisory group) 85-95 persen korban terjebak reruntuhan akibat gempa yang diselamatkan oleh urban first responder.
Nah, untuk masyarakat dan kelompok siaga yang mengikuti kegiatan latihan ini akan di berikan pengenalan materi urban first responder yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan pencarian dan pertolongan setelah terjadi gempa.
“Sehingga setelah kegiatan latihan ini, peserta bisa memberikan pertolongan sebelum petugas dari Basarnas atau potensi SAR dan petugas rescue internasional datang” ujarnya.
Dia menekankan kepada seluruh peserta untuk serius memanfaatkan kesempatan ini, ikuti seluruh instruksi dan bimbingan instruktur, pelatihan pengajar dan materi serap sebanyak mungkin pengetahuan dan keterampilan, sehingga setelah kegiatan ini selesai, di harapkan dapat mengaplikasikan dilingkungan masing-masing.
“Pedomani yang diajarkan dalam rangka penyelematan jiwa sesama manusia sesuai standar operasional yang baik dan benar” ujarnya lagi.
Kepada para pengajar, pelatih dan instruktur dia menyampaikan untuk mengutamakan keselamatan bersama dan tidak ragu untuk saling mengingatkan.
“Semoga silahturahmi kita saat ini bermanfaat bagi kemaslahatan bersama, terutama pemenuhan fungsi kita dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat” pungkasnya, (Ers).
Editor : Tim Redaksi