JAKARTA|MataSumbar.com – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengapresiasi bantuan yang diberikan keluarga almarhum Akidi Tio, pengusaha asal Langsa, Aceh Timur. Adapun bantuan sebesar Rp 2 triliun tersebut dibagikan kepada warga Sumatera Selatan terdampak pandemi COVID-19, Senin (26/7).
Basarah menilai sumbangan tersebut merupakan bentuk konkret pelaksanaan prinsip gotong royong yang ada dalam Pancasila. Sikap kedermawanan keluarga almarhum Akidi Tio ini bukan hanya penting untuk di apresiasi saja
“Kita patut jadikan contoh terutama oleh para pengusaha lainnya. Dalam kondisi bangsa sedang kesulitan dan menderita akibat COVID-19, langkah konkret warga masyarakat seperti inilah yang dibutuhkan. Mari gotong royong bersama pemerintah yang tengah berjuang menyelamatkan rakyat kita sendiri karena mereka tidak mungkin bekerja sendiri mengatasi wabah yang mendunia ini,” ujar Basarah dalam keterangannya, Selasa 27 Juli 2021.
Menurut Basarah, dunia mengenal masyarakat Indonesia sebagai dermawan dengan tradisi gotong royong yang sudah mengakar sebelum kemerdekaan Indonesia. Langkah yang dilakukan keluarga besar Akidi Tio menjadi contoh konkret sikap dermawan dan tradisi gotong royong bangsa Indonesia.
‘Apa yang dilakukan keluarga pengusaha asal Aceh itu seharusnya menjadi kritik sosial untuk orang-orang yang selama ini justru memancing di air keruh saat pandemi terjadi. Bukan membantu pemerintah mengatasi pandemi ini, mereka justru memprovokasi rakyat, ingin mengganti presiden di masa pandemi, atau tak segan-segan menyebarkan berita hoax demi kepentingan politik sesaat,” katanya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini pun menambahkan di level negara, presiden memiliki otoritas dan kewenangan penuh dalam menerapkan kebijakan dan regulasi dengan melibatkan para pembantunya dalam menghadapi pandemi global ini. Hal ini mengingat presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintah berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945. Namun, lanjut Basarah, kewenangan saja tidak cukup jika tidak dibarengi kerja sama seluruh elemen masyarakat.
“Saat menerapkan PPKM darurat kemudian PPKM level 4, misalnya, semua pihak harus legowo menerima setiap kebijakan dan keputusan pemerintah. Inilah yang disebut kerja sama rakyat dengan pemerintah. Meski demikian, pemerintah juga tidak boleh alergi dengan kritik yang disampaikan sebab kritik yang membangun dan konstruktif merupakan konsekuensi dari prinsip negara demokrasi ,” jelasnya.
Basarah menilai kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan seharusnya dilakukan tidak hanya di masa PSBB dan PPKM, melainkan saat semua anak bangsa berkomitmen menuju kehidupan normal. Ia pun menyebut bangsa Indonesia perlu belajar dari kebiasaan disiplin, hidup bersih, dan sehat dari negara lain, seperti Jepang dan Selandia Baru.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini juga menyarankan agar pengusaha nasional dapat mengambil nilai positif dari upaya yang dilakukan keluarga besar almarhum Akidi Tio. Salah satunya dengan meminjamkan pabrik atau hotel sebagai tempat karantina mandiri. Selain itu, pengusaha juga dapat menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk bakti sosial.
Basarah menekankan bahwa kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha menjadi prasyarat mutlak untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama. Gotong royong adalah semangat senasib sepenanggungan, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing..
“Saya mengajak semua pihak untuk terus menjadikan gotong royong sebagai way of life bangsa Indonesia untuk menghadapi setiap ancaman dan tantangan yang datang. Inilah momentum emas bagi bangsa Indonesia untuk menunjukan kepada dunia bahwa Pancasila itu sebagai ideologi yang benar-benar hidup dan bekerja di tengah bangsanya sendiri,” pungkas Basarah.
Sebagai informasi, keluarga besar almarhum Akidi Tio memberi bantuan sebesar Rp.2 triliun kepada masyarakat Sumatera Selatan yang terdampak pandemi COVID-19. Bantuan diberikan oleh Prof dr. Hardi Darmawan, dokter pribadi keluarga, kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri dan Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy di Mapolda Sumsel.
Dalam acara tersebut, turut hadir Gubernur Sumsel Herman Deru. Selama pandemi, keluarga kaya ini membantu warga yang melakukan isolasi mandiri tanpa publikasi.