PESSEl,MataSumbar.com – Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar mengujungi usaha rumah produksi batik di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat.
Kunjungan Mendes ini dalam rangka mendorong dan memberikan motivasi kepada para pengrajin batik Pesisir Selatan, tepatnya di Rumah Produksi Batik Printing Himpunan Wira Usaha Transmigrasi (HW Trans) Kota Terpadu Mandiri (KTM), Silaut.
Pimpinan Rumah Produksi Batik Printing HW Trans Lunang Silaut, Dewi didampingi suaminya Sunardi menyampaikan, terimakasih atas kunjungan Menteri bersama rombongan ke tempat produksinya.
“Alhamdulillah, kami tak menyangka tempat ini bakal di kunjungi, Pak Menteri. Kedepan ini bakal menjadi penyemangat bagi kami dan anggota yang bergabung dalam usaha rumah produksi batik di KTM Silaut. Sebab, usaha batik ini sudah dikenal secara luas oleh masyarakat untuk dijadikan motif pakaian,” jelas Dewi.
Ia berharap, kunjungan tersebut benar-benar menjadi angin segar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, sehingga dengan itu usaha batik yang digelutinya juga mampu berkembang pesan dan bersaing hingga tingkat internasional nantinya.
“Ada dua motif batik yang kami unggulkan dan kami produksi di sini, yakni batik Tanah Liek, dan batik Mandeh Rubiah,” ucapnya kepada awak media, Minggu 26 Juli 2020.
Terkait harga, kata dia, tergantung dari permintaan konsumen dan berapa banyak yang di produksi.
“Sebab, jika pemesan meminta batik tulis, harganya bakal lebih mahal atau di atas Rp.500 ribu hingga Rp.1 juta per meternya. Namun, jika pembuatannya dilakukan dengan cara diprinting, tentu harganya lebih murah lagi. Namun, itu tergantung pada dasar kain,” jelasnya.
Kesempatan itu, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, didampingi istri Lilik Umi Nasriah, serta Bupati Pessel Hendrajoni, menyempatkan diri membubuhkan tanda tangan pada kain batik yang sedang dalam proses pengerjaan printing.
Melihat dengan adanya produksi batik di Kecamatan Silaut, ia berharap hal itu bisa berkembang maju dan dapat menjadi nilai ekonomis bagi pengrajin batik khususnya untuk Pesisir Selatan, serta mampu memjawab kebutuhan industri sandang, diantaranya batik asal Pessel,”tutupnya.
Pewarta : Topit Marliandi
Editor : Heri Suprianto