Ditulis oleh Drs Dalius Rajab salah seorang Pengamat Pendidikan di kota Padang Panjang kota yang berjulukan Serambi Mekah
MataSumbar.com|Padang Panjang – Kekuatan Pendidikan mendekati 50% jumlah Penduduk di Kota Padang Panjang yang berjumlah 55.000 ribu jiwa adalah peserta didik dan Mahasiswa.
Sebuah fakta data, kota ini adalah memang mempunyai potensi besar sejak dulunya menjadi kota pendidikan dan pendidikan adalah salah satu investasi terkuatnya di Padang Panjang.
Tetapi apakah kuantitas dan kualitas Pendidikan bisa mencapai target di harapkan, dari segi pembiayaan, fasilitas sarana dan prasarana, serta perimbangan guru dengan rombel dan tingkat kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, Mari kita jawab bersama.
Dari data yang ada, jelas sekali anggaran Pendidikan sangat belum mencukupi, sehingga selama ini pengelolaan sekolah sangat tergantung dari dana BOS, yang di alokasikan per-siswa dan dengan aturan yang ketat, hanya baru mampu menutupi 40 % Operasional sekolah. Sementara 60% lagi diharapkan sekolah dari APBD.
Tetapi karena APBD, volume baru 12,67% Tentu distribusi kebutuhan semakin menjadi terbatas, akibatnya proses Belajar mengajar apa adanya.
Untuk memenuhi waktu, sementara kualitas sulit untuk di wujudkan, apalagi Komite sekolah juga tidak bisa di berdayakan.
Apalagi kalau di lihat dari kebutuhan guru, yang sangat kurang dibandingkan jam pembelajaran setiap kelasnya, ini jelas akan menambah menurunnya mutu pendidikan.
Akibat kondisi tersebut sangat nyata di sekolah, masih banyak sekolah kekurangan sarana dan fasilitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik dan guru pada saat zaman IT/multimedia. Juga peningkatan kemampuan berupa penjenjangan pendidikan dan pelatihan yang sangat minim bahkan cenderung tak ada.
Dalam hal ini jelas berdampak kejenuhan guru tanpa penyegaran atau Upgrade pengetahuannya. Kita tidak bisa berharap banyak kepada guru untuk mampu menjawab tantangan zaman beserta muridnya saat ini, dengan begitu banyak hambatan dan keterbatasan.
Inilah sebenarnya pekerjaan rumah, pemerintah, sekolah, orang tua dan masyarakat, harusnya keterbukaan dan transparansi pengelolaan Pendidikan harus terjadi.
Agar terdapat peta kelemahan system pengelolaan dan pembiayaan pendidikan bagi anak kemenakan kita. Semoga ini bisa menjadi perhatian kita bersama.(YB).