Padang Panjang|Matasumbar.com – Sebanyak 40 finalis Duta GenRe ikut serta berpartisipasi dalam menekan angka stunting di Kota Padang Panjang dengan melakukan kegiatan bakti sosial.
Aksi sosial Baksos yang di lakukan itu dalam pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan anak bawah dua tahun (Baduta) berisiko stunting di Kelurahan Kampung Manggis, Kecamatan Padang Panjang Barat (PPB), Minggu (13 Januari 2022.
Kegiatan yang juga melibatkan para ibu kader pendamping keluarga berisiko stunting dari Kampung Manggis ini, menyasar lokus wilayah Kampung Manggis, Kampung teleng, dan Kebun Sikolos. Sebanyak 67 ibu hamil dan 24 baduta mendapatkan PMT ini.
Majelis Forum GenRe Kota Padang Panjang, Zikril Husna menyampaikan, terlaksananya kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPKBPPPA) dan Forum GenRe, Rumah Dadiah Yoghmi Tanah Hitam dan Tim Matching Fund Kedaireka Universitas Andalas.
Dipilihnya Kampung Manggis, katanya, karena daerah ini termasuk lokus stunting dengan jumlah anak yang berisiko stunting sebanyak 68 orang.
Husna berharap melalui kegiatan ini, finalis generasi berencana (GenRe) teredukasi mengenai stunting dan bisa mempersiapkan diri sebagai calon orang tua untuk memproteksi risiko stunting sejak usia remaja.
“Di samping itu pengabdian yang dilakukan ini adalah salah satu bentuk kontribusi Duta GenRe dalam menekan angka stunting di Padang Panjang,” sebutnya.
Ditambahkan Husna, ini juga menjadi awal gerakan kolaborasi Forum GenRe bersama lurah, tim pendamping keluarga kelurahan dan juga menyukseskan program pencegahan stunting.
Sebelum turun ke lapangan, diberikan penyuluhan mengenai stunting kepada finalis Duta GenRe oleh Dr Helmizar, SKM, M.Biomed selaku ketua Matching Fund Stunting dari Universitas Andalas.
Dalam penyampaiannya Helmi mengatakan, upaya pencegahan stunting ini perlu dilakukan secara berkesinambungan oleh semua sektor termasuk oleh Forum GenRe.
Makanan yang diberikan merupakan suplementasi yang diperlukan ibu hamil, yang dikonsumsi sejak awal kehamilan sampai melahirkan, dan untuk anak usia 6-24 bulan, atau periode 1.000 hari pertama kehidupan.
“Makanan suplementasi ini diutamakan diproduksi dengan kearifan lokal. Salah satunya dari produk olahan dadiah berupa fla dadiah yang dimasukkan ke dalam roti dan kue,” paparnya.
Helmi berharap ini juga bisa ditindaklanjuti Pemko melalui aparatur kecamatan, kelurahan, atau sektor terkait mengenai pengadaan tambahan kepada kelompok ibu hamil dan usia baduta ini untuk pencegahan stunting secara konvergensi. Dengan melibatkan unsur perguruan tinggi, salah satunya Unand. (Vit/Kmf).
Editor : Heri Suprianto