MENTAWAI|Matasumbar.com – Pasca Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa hari ini terjadi kekosongan di wilayah tuapeijat, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan minyak, namun saat kapal minyak masuk dan di bongkar ke SPBU masyarakat membludak hingga sampai kejalan.
Di lokasi SPBU terlihat antrian panjang, bahkan antrian seperti ini tak biasanya terjadi, karena masyarakat yang berada di Siberut Selatan termasuk di Sioban ambil minyak di SPBU Km.2 Tuapeijat, karena minyak tidak masuk di daerah tersebut.
“Tak masuknya minyak di Siberut Selatan, SPBU Km.10 dan Sioban belum tahu apa kendalanya, sehingga hanya satu SPBU Km.2 melayani, itupun tidak tertampung karena kuotanya sudah ditentukan” sebut Manager SPBU Km.2 Tuapeijat, Heri Siregar kepada media, Rabu 25 Mei 2022.
Minyak yang masuk di SPBU Km.2 hanya 20 ton pertalite dan pertamax hanya 4 ton. Untuk malam ini hanya pertamax yang bisa di layani, sedangkan pertalite besok pagi di bongkar, ujarnya.
“Kita belum tahu juga apa kendala SPBU di siberut selatan, SPBU Km.10 dan Sioban minyak tidak masuk, sehingga masyarakat membludak isi minyak di SPBU km.2 Tuapeijat” imbuhnya.
Dia menyebut, dengan kondisi seperti ini, tentunya SPBU km.2 tuapeijat tidak lagi tertampung, karena minyak di sini sudah ada ketentuan kuotanya untuk melayani masyarakat sesuai wilayah.
“Kalau hanya satu menjadi pusat pengisian BBM tentu tidak cukup, karena kuotanya sudah di tentukan, tapi kalau sudah masuk minyak di SPBU siberut selatan, SPBU km.10 dan Sioban bisa normal kembali” sebutnya.
Salah satu warga Irawan menyebut pengisian BBM di SPBU Km 2 tuapeijat luar biasa antriannya, tak seperti biasanya, saat dapat informasi sudah masuk di SPBU warga langsung beramai-ramai datangi SPBU.
“Begitu sulitnya mendapatkan BBM, karena masyarakat lebih banyak mengisi minyak kendaraan di SPBU, namun mirisnya lagi satu hari di kabarkan minyak habis penjual enceran dan pangkalan pun ikut habis, beruntung BBM datang hari ini, kalau tidak banyak kendaraan warga parkir” ujarnya.
Sama-sama di ketahui BBM sudah merupakan sebagai kebutuhan, jadi ketika minyak langkah aktivitas lumpuh, benar-benar tidak bisa lagi melangkah, karena rata-rata semua warga sangat membutuhkan BBM kalau dapat tidak putus minyak di mentawai, tutupnya mengakhiri.
Editor : Heri Suprianto