JAKARTA|MataSumbar.com – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menyoroti rencana kerja sama Indonesia dan China dalam pembangunan pabrik vaksin di Indonesia.
Menurut Syarief, Indonesia punya kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan vaksin secara mandiri tanpa bergantung terhadap negara lain.
“Selama ini, Indonesia banyak bergantung terhadap negara lain khususnya China. Indonesia banyak meminjam utang luar negeri dan kini berencana bekerja sama lagi dengan China untuk membangun pabrik vaksin yang membuat kita tidak mandiri dan China menguasai pasar vaksin di Indonesia,” ungkap Syarief dalam keterangannya, Kamis 26 Agustus 2021.
Syarief Hasan memandang pemerintah seharusnya dapat mengoptimalkan BUMN untuk membangun pabrik vaksin sendiri.
“Kita memiliki BUMN dan perusahaan dalam negeri yang punya kemampuan membangun pabrik vaksin. Harusnya Indonesia bisa membangun sendiri tanpa bergantung dengan negara lain,” ujarnya.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga menilai pemerintah juga bisa mengutamakan vaksin buatan dalam negeri yang bisa menyamai vaksin dari luar.
“Kita memiliki vaksin buatan dalam negeri yang bisa menyamai vaksin dari luar. Mengapa harus mengembangkan produk dari luar padahal kita memiliki produk vaksin dalam negeri?” tutur Syarief Hasan.
Pemerintah juga harus memiliki kebijakan keberpihakan dan membantu pengembangan antara lain vaksin nusantara yang digagas dr. Terawan.
“Pemerintah harusnya lebih fokus mengembangkan vaksin merah putih dan membantu pengembangan vaksin nusantara yang digagas oleh dr. Terawan yang murni buatan dalam negeri,” ungkap Syarief Hasan.
Padahal, menurut Syarief Hasan vaksin nusantara yang dikembangkan oleh dr. Terawan sudah mulai dilirik oleh Turki dan berencana untuk memesannya.
“Kini, Turki mulai melirik vaksin yang digagas dr. Terawan. Bahkan dalam berbagai sumber menyebutkan, mereka berencana akan memesan 52 juta vaksin nusantara. Harusnya vaksin ini yang di kembangkan di Indonesia,” imbuhnya.
Politisi Senior Partai Demokrat ini menyebut, pemerintah harus menghargai vaksin dalam negeri dan mendorong untuk mengembangkan vaksin buatan dalam negeri.
“Kami mendorong pemerintah untuk menghargai dan adanya keberpihakan untuk mengembangkan vaksin buatan dalam negeri, bukan malah membangun pabrik vaksin bersama China. Kita punya kemampuan dan sumber daya yang tidak kalah dengan produk yang dari luar,” katanya.