MENTAWAI|Matasumbar.com – Tak seperti biasanya masyarakat di wilayah Siberut Selatan kesulitan untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM), namun belakangan ini masyarakat setempat termasuk warga yang berada di daerah pelosok harus rela mengantri berjam-jam di SPBU.
Hal ini terjadi, dikarenakan aturan yang tidak bisa lagi BBM di distribusikan melalui pangkalan, biasanya masyarakat setempat maupun warga di pelosok mengambil minyak di pangkalan.
Kalau di pangkalan, masyarakat mudah untuk membeli BBM dan tak perlu antrian, bahkan dengan adanya aturan, saking butuhnya BBM, warga yang berada di pelosok rela menginap beberapa hari di pusat kecamatan.
“BBM sudah menjadi kebutuhan utama bagi kami yang berada di pelosok, karena kendaraan kami satu-satunya adalah pompong sebagai fasilitas untuk beraktivitas” sebut salah satu warga pelosok siberut yang tidak mau disebutkan namanya, Senin 9 Mei 2022.
Dia menyebut, biasanya kami yang berada di pelosok tak pernah mengambil minyak di SPBU, kami langsung di pangkalan, karena memudahkan kami, saat sampai di muara siberut kami langsung di pangkalan tak harus menunggu antrian serta menginap.
“Ini keluhan kami dan kami berharap dari pihak pemerintah atau pengambil kebijakan mencarikan solusi soal BBM ini, kalau dapat aturan tidak mempersulit masyarakat, akan tetapi memudahkan masyarakat” ujarnya.
Sementara Pemilik SPBU Kompak Siberut Selatan, Kristinus Andre Satoko menyebut, sulitnya masyarakat serta antrian mendapatkan BBM di SPBU semuanya itu karena aturan, karena kami tidak di perbolehkan lagi menyalurkan minyak ke pangkalan.
“Sebenarnya, BBM yang di salurkan ke pangkalan yang ada di muara siberut untuk mempermudah masyarakat setempat termasuk warga di pelosok, sehingga mereka tidak musti mendatangi SPBU, hanya cukup kendaraan roda dua dan empat” tuturnya.
Namun, dengan adanya aturan tersebut, saat BBM datang dan di bongkar ke SPBU, tentu masyarakat melimpah ruah untuk mengambil minyak dengan antrian sampai berjam-jam.
“Kita tetap melayani dengan sepenuh hati, bahkan saking membludaknya masyarakat, mesin pompa penyalur minyak rusak, sehingga membutuhkan waktu lama bagi masyarakat untuk menunggu BBM” ujarnya.
Soal aturan, kami di SPBU selalu mengikuti, namun yang kasihan kita itu masyarakat, terutama warga yang berada di pelosok siberut, mereka membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan BBM yang akan mereka bawa ke kampung untuk kebutuhan mesin pompong mereka.
“Semoga persoalan BBM ini kembali normal lagi seperti biasanya dan di harapkan ada solusi yang baik untuk memudahkan masyarakat mendapatkan BBM” tukasnya.
Editor : Heri Suprianto