BUKITTINGGI|Matasunbar.com – Pasca beredarnya informasi simpang siur terkait akan majunya Wakil Walikota (Wawako) Bukittinggi Marfendi menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pergantian Antar Waktu (PAW), dijawab langsung oleh Marfendi, Jumat 14 Januari 2022.
Wakil Walikota Bukittinggi, Marfendi mengatakan, masih menunggu putusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Sumbar, dan dirinya masih fokus untuk terus bekerja hingga saat ini, menjadi Wakil Walikota Bukittinggi.
Menurut Marfendi, sebagai Wakil Walikota Bukittinggi, sejak awal dilantik dia bertekad akan berada di Bukittinggi mendampingi Walikota Bukittinggi Erman Safar, dan akan bertugas sampai masa jabatannya berakhir.
Sebelumnya, informasi yang beredar, kalau Marfendi sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengisi PAW posisi kursi DPRD Provinsi Sumatera Barat. Dimana, dirinya akan maju sebagai pengganti Rinaldi yang meninggal. Karena secara aturan, dalam nomor urut pencalonan anggota DPRD Provinsi Sumbar pada 2019 lalu, nama Marfendi posisinya berada di bawah nama Rinaldi.
Marfendi juga menuturkan sesuai perolehan suara ketika pemilihan serentak Pilpres dan Legisatif tahun 2019 lalu, suara Marfendi berada pada urutan ke tiga yaitu berada di bawah Rinaldi.
“Jika sesuai dengan urutan, memang menggantikan almarhum Rinaldi adalah saya. Namun, yang menjadi pertimbangannya, adalah jabatan saya sekarang sebagai Wakil Walikota Bukittinggi,” ujarnya.
Disebutkan juga oleh Marfendi, pada prinsipnya di PKS, yang sangat menentukan adalah struktur. Maksudnya, apa yang dikatakan struktur, itu lah yang dijalankan anggota. Jadi atau tidak menjadi anggota DPRD Provinsi Sumbar, itu merupakan analisa dari DPW dan diajukan ke DPP PKS, ungkap Ketua Dewan Syuro PKS Bukittinggi tersebut.
“Apabila mekanisme ini tetap diputuskan DPW, hal yang menjadi pertimbangan, bagaimana dengan Wakil Walikota Bukittinggi. Kalau dirinya diangkat ke Provinsi, apakah penggantinya nantinya akan mampu konsisten merupakan kader PKS dan itu tidak jaminan,” ujar Marfendi.
Tentu saja hal ini juga merupakan salah pertimbangan dari DPW, karena ada beberapa daerah yang sudah melakukan pola ini. Jika saya tidak mengambil opsi ini, yang menggantikan saya Asra Faber, karena berada pada posisi ke empat suara terbanyak, tepatnya di bawah saya, pungkas Marfendi. (Jtr).