JAKARTA,MataSumbar.com –Mungkin masih banyak sebagian besar wanita Indonesia memakai busana kain gaya kuno atau tidak moderen
Apalagi saat ini hidup di era Global, dimana budaya luar yang begitu masif melalui media informasi televisi atau media sosial yang kian hari, terus menggerus budaya nusantara sebagai warisan leluhur yang dikhawatirkan akan berdampak, budaya asli Indonesia tinggal sebuah cerita dan hanya musium kenangan saja.
Komunitas Cinta Berkain Indonesia atau yang lebih dikenal dengan “KCBI” yang didirikan tujuh tahun lalu oleh penggiat, Pejuang Estetika dan budaya, yang terdiri dari para ibu dan perempuan tangguh ini, terus berkiprah memberikan harapan baru atas kecintaannya terhadap budaya berkain Nusantara yang kini mulai banyak digandrungi kaum milenial.Tidak hanya itu, mereka juga turut melestarikan budaya berkain hampir dipelosok nusantara, mengingat, banyaknya sebagian wanita Indonesia ketika berbusana resmi masih belum mencerminkan etika ketimuran, bahkan sudah terkontaminasi budaya import.
Ketua Umum Komunitas Cinta Berkain indonesia (KCBI) Sita Hanimastuty dijumpai saat tumpengan bersama para pengurus dikediaman Dyah sudiro, dibilangan Bintaro, pada Anugerah HUT KCBI yang ke 7 tahun, tepat tanggal 9 maret 2021 ditengah pandemi covid 19, merupakan kegiatan sebelumnya dengan tetap menjaga Kesehatan.
“Diusianya yang ke 7 tahun ini, KCBI menaruh harapan besar, kususnya yang telah berdiri di beberapa kota besar seperti Lombok, Bali, Malang, Bandung, Bogor, dan lainnya, lebih aktif dan kreatif untuk terus dan terus menerus mensosialisasikan Program Ini, tentu mendukung pemerintah untuk menjaga kesehatan negeri dengan berkegiatan positif dan cerdas ditengah pandemi “. Ucapnya.
“Sita menanbahkan bahwa” KCBI “sebagai pelopor penggiat cinta berkain nusantara telah menancapkan kiprahnya bukan hanya di Indonesia saja, bahkan sudah tersosialisasi hingga kebeberapa negara, seperti Perth Australia, San Fransisco Amerika serikat, selanjutnya komunitas akan segera terbangun di negara-negara Eropa yang berkaitan dengan cinta budaya sesuai Visi Misi KCBI “. Ujar Sita.Kesempatan yang sama, Dyah Sudiro selaku ketua satu juga berpesan “bahwa kegiatan ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab Estetika dan budaya kita bersama sebagai Perempuan Indonesia, untuk mengajar dan meluruskan jati diri budaya bangsa sebagai khasanah kekayaan asli Indonesia,
Lanjutnya, “budaya berkain harus tetap ditanamkan generasi muda, kaum milenial sebagai pewaris dan penerus, Kalo bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi,” tuturnya
“KCBI mengajak Para perempuan, wanita Indonesia untuk turut ambil bagian, memberikan andil, kontribusi semua para wanita Indonesia dengan menggunakan kain Nusantara sebagai wujud cinta produk buatan Indonesia yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian usaha mikro bagi pengrajin Indonesia”. tutupnya
Pewarta: Bonar Surya