Matasumbar.com – Para pimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang ‘digeruduk’ sekelompok mahasiswa sendiri pada Selasa (10/9). Mereka menuntut kinerja dan transparansi penggunaan uang kampus.
Kelompok mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus (GMPK) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang menggelar aksi di kampus II UIN Imam Bonjol, di jalan Mahmud Yunus, Kecamatan Kuranji.
“Kami meminta transparansi keuangan kampus, karena selama ini kami membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan kampus juga mendapatkan dana dari negara, tetapi selama ini kami tidak mengetahuinya,” ujar Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Muhammad Jalali.
Dalam aksi tersebut beberapa mahasiswa tampak membentangkan spanduk bertuliskan “Uang Kuliah Tinggi (UKT), ) penuhi hak mahasiswa perbaiki fasilitas”.
“Kami menuntut pihak kampus agar transparan dalam hal keuangan dan juga menyoroti kinerja Rektor UIN IB Padang, yang dilantik sejak 5 April 2015 lalu. Hal ini menyangkut lembaga mahasiswa yang berada dibawah pimpinannya tidak berjalan sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
“Kemudian tuntutan kepada Wakil rektor II untuk menstransparansikan semua keuangan kampus yang berasal dari UKT, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta keuangan yang berasal dari sumber lainnya selama empat tahun kepemimpinan jajaran rektor yang sekarang.
Menuruitnya, pihak kampus tidak transparan dalam hal keuangan kampus, sementara gedung kuliah dan fasilitas dirasakan tidak ada perkembangan.
“Kami menuntut seluruh fasilitas yang ada agar diperbaiki, jangan hanya gedung rektorat, tapi ruang-ruang kuliah kami juga harus diperbaiki secepatnya, beberapa fasilitas kampus seperti ruangan dan kursi sangat tidak memadai, ditambah lagi tidak adanya pendingin ruangan dan juga toilet yang tidak dibenahi sehingga menimbulkan aroma kurang sedap,” tuturnya.
Tak hanya itu, para mahasiswa juga menuntut bentuk pungutan liar di Luar Unit Kegiatan (LUK) yang memberatkan mahasiswa agar dihapuskan, seperti penggunaan bus kampus yang masih memungut uang transportasi kepada mahasiswa yang menggunakan bus kampus tersebut.
“Tuntutan ini untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan kampus” ucap Muhammad Jalali
Berikutnya tambahan tenaga satuan pengamanan (satpam) untuk masing-masing fakultas serta lengkapi dengan kamera pengintai beasiswa berupa Bidik Misi, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan biaya siswa lainnya diberikan kepada mahasiswa yang benar-benar berhak untuk menerimanya tanpa ada permainan dari birokrat kampus. Ini semua akan terus kami tuntut hingga dipenuhi oleh pihak rektorat dan jajarannya,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UIN IB Padang, Ikhwan Matondang mengakui belum maksimal dalam menjalankan sistem. Dirinya mengklaim pihaknya akan mengabulkan tuntutan mahasiswa tersebut, namun menurutnya ada beberapa hal yang dinilai tidak masuk akal.
“Tadi kami sudah diskusi dengan mahasiswa terkait tuntutannya dan kami akan mengabulkannya karena itu hak mereka. Meskipun begitu, ada tuntutan yang tidak masuk akal,” lanjutnya.
Tuntutan yang dimaksud Ikhwan adalah masalah mahasiswa yang belum memiliki uang untuk membayar UKT agar diberi tenggang waktu sampai mereka mampu.
“Untuk tuntutan itu kami tidak bisa mengabulkannya, karena dari pihak mahasiswa sendiri tidak bersedia memastikan tenggang waktu yang dimaksud,” katanya.
Indikasi akan ada aksi unjuk rasa (unras) lanjutan juga terlihat. Pasalnya, pihak kampus dan mahasiswa tidak mencapai titik temu penyelesaian masalah tersebut. (*)
Hits: 34