TUAPEJAT – Fogging atau pengasapan menggunakan pestisida (zat kimia) bukan solusi yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, tidak jentiknya.
“Efeknya hanya dapat bertahan dua hari, nyamuk dewasa mati, jentiknya tidak. Jadi nyamuk dewasa berkembang biak lagi” kata Kepala Dinas Mentawai, Lahmuddin Siregar melalui hp selulernya, Senin (12/8).
Tak hanya itu, fogging yang dilakukan secara berulang-ulang dapat menyebabkan nyamuk kebal terhadap zat kimiawi yang digunakan sehingga dapat menurunkan efektivitas dari fogging itu sendiri.
Menurut Lahmuddin Siregar, solusi terbaik dalam penaganan DBD itu melaksanakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus yaitu menguras dan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
Berikutnya menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kata Lahmuddin Siregar perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena curah hujan tinggi dapat meningkatkan tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Lebih lanjut Lahmuddin mengatakan, kesadaran membersihkan lingkungan itu harus dimulai dari rumah tangga serta peran masyarakat juga menentukan pemberantasan kasus DBD untuk menutup kesempatan berkembang biaknya nyamuk aidies aigepty.
“Nah jika ada anggota keluarga yang terkena demam, segera berobat jangan hanya dibiarkan,” ucapnya.
Lahmuddin mengajak dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal dan membasmi jentik nyamuk, (Eriansyah).
Hits: 89