Matasumbar.com – Mahasiswa yang tergabung ke dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatera Barat (Sumbar) yang melaksanakan unjuk rasa terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kantor Gubernur sejak Selasa (17/9) hingga Rabu (18/9) tak kunjung bisa menemui Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.
Kesal karena tak jua kunjung menemui orang nomor satu di Sumbar tersebut, mahasiswa sampai merangsek paksa masuk ke dalam gedung milik negara tersebut.
Pantauan di lapangan, mereka juga membakar ban bekas sebagai bentuk kekecewaan dan ilustrasi bentuk kabut asap yang merugikan tersebut.
“Gubernur harus cepat bersikap terhadap asap yang sedang melanda di Sumatera Barat. Kami meminta seharusnya jam 13.00 WIB beliau harus sudah hadir disini dan itu sudah dijanjikan sehari sebelumnya dimana yang menemui kami cuma Wakil Gubernur, Nasrul Abit,” kata salah seorang pengunjuk rasa, Indra Kurniawan.
Indra mengaku tidak mengetahui alasan atau gimmick apa yang sedang dikerjakan oleh Irwan Prayitno terkait tak kunjung menemui mahasiswa.
“Kami sudah menunggu dari pukul 11.00 WIB. Beliau malah mengutus empat orang termasuk asisten pribadinya untuk mengajak kita 10 orang datang kesana,” ungkapnya.
Ia mengklaim, pihaknya hanya datang bersama-sama terkait karhutla dan menyampaikan aspirasinya.
“Entah apa yang harus ditakutkan terkait hal itu. Rakyat Sumbar telah menghadapi dampak Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Kami meminta Gubernur untuk langsung memberikan sebuah kebijakan atau peringatan yang keras terhadap seluruh korporasi yang terjadi terhadap pembakaran hutan.
Sampai saat ini, bukan hanya manusia yang menjadi korban, termasuk hewan dan tumbuhan, kita lihat jangan sampai hutan di Sumbar terjadi seperti di Riau dan Kalimantan,” paparnya.
Aliansi BEM Sumbar juga menuntut Gubernur Sumbar menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Seperti di Kabupaten Sijunjung, pihaknya mendapatkan informasi kebakaran lahan.
“Katanya udara di Sumbar aman, kita lihat apa yang terjadi, kelam dan tak lagi kita lihat langit biru sampai saat ini,” ungkapnya.
Alasan BEM gabungan tersebut ngotot untuk menemui Irwan Prayitno karena politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut pemegang amanah dan kebijakan tertinggi di Sumatera Barat.
“Tepat pada 24 September 2018, yang menemui kami juga Wagub, sekarang juga sama. Apa tak ada Gubernur di Sumbar? Biar jelas. Itu yang kami sayangkan kemarin. Kemarin katanya beliau melantik Bupati Pasaman Barat disana, tapi faktanya beliau melakukannya di Kantor Gubernur, itu yang kami sayangkan sekali,” tuturnya.
Aliansi BEM Sumbar memastikan akan terus melaksanakan aksi serupa dengan jumlah massa yang lebih banyak dan kita pastikan itu, sampai Gubernur Sumbar menemui kami,” pungkasnya. (*)
Hits: 67