Majalengka|MataSumbar.com – Pemkab Majalengka terus berupaya menata dan mempercantik kota dengan melakukan sejumlah pembangunan fisik. Ada 10 titik proyek pembangunan yang kini tengah dikerjakan. Nilai proyeknya Rp 10 miliar.
Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka Mamat Surahmat mengatakan 10 proyek yang sedang dikerjakan saat ini di antaranya proyek pembenahan ruang publik dan kantor pemerintahan.
“Untuk pembangunan ada 10 titik yang sedang dilakukan, ini tersebar di beberapa ruang publik dan kantor pemerintahan,” kata Mamat saat dikonfirmasi detikcom, Jumat 27 Agustus 2021.
Mamat menjelaskan total biaya yang dianggarkan untuk mengerjakan 10 proyek pembangunan tersebut berasal dari dana APBD Kabupaten Majalengka. “Totalnya Rp 10 miliar dari APBD Majalengka,” ucapnya.
Dari 10 proyek pembangunan yang sedang dikerjakan saat ini, kata Mamat, salah satunya pembenahan di sekitar Bundaran Munjul, di lokasi tersebut akan dibangun taman sejarah serta penataan sisi dalam Taman Raharja. “Untuk taman sejarah di bagian selatan Bundaran Munjul anggarannya Rp 3,5 miliar. Nanti di situ ada relief yang bercerita tentang sejarah Majalengka. Kemudian untuk Taman Raharja anggarannya Rp 1 miliar,” tutur Mamat.
“Yang Taman Raharja itu penataan sisi dalamnya, seperti jogging track. Sifatnya melanjutkan pembangunan,” dia menambahkan.
Selain ruang publik, beberapa kantor pemerintahan seperti kantor Dinas PUTR, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan Budaya, BKPSDM, DPRD dan lingkungan Setda Majalengka juga dipoles dengan memberikan sentuhan konsep terakota.
“Di kantor pemerintahan itu nanti di bagian pagarnya ada konsep terakota. Untuk anggarannya Rp 4 miliar, sementara untuk di Setda Rp 1 miliar,” ujarnya.
Upaya mempercantik kota dengan menggelar proyek pembangunan tersebut mendapat kritik dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Majalengka.
Sekertaris IMM Majalengka Nurul Afifah mengungkapkan pembangunan yang dilakukan Pemkab Majalengka di tengah pandemi COVID-19 dinilai tidak tepat lantaran masih banyak masyarakat yang terpuruk. “Saya kira kurang tepat digunakan untuk pembangunan, harusnya pemerintah memberikan stimulus untuk pemulihan ekonomi. Sekarang masyarakat tengah terpuruk,” ujar Nurul.
Ia mengungkapkan pembangunan yang telah dilakukan Pemkab Majalengka selama ini belum mampu menjadi penggerak roda ekonomi rakyat di tengah pandemi COVID-19. Nurul pun menganggap pemerintah sudah tidak memiliki rasa empati terhadap rakyat karena lebih memprioritaskan pembangunan ketimbang memulihkan ekonomi.
“Tinggal disimpulkan saja, rakyat sedang susah, pemerintah terus membangun fasilitas yang tidak begitu penting, artinya sudah hilang rasa empatinya,” tutur Nurul.