PADANG, Matasumbar.com – Salah seorang korban terdampak kerusuhan Wamena, Papua asal Sumatera Barat (Sumbar), Defrizul menyebutkan bahwa dirinya tak menutup kemungkinan untuk kembali kesana.
Pasalnya, dirinya sudah berada di Bumi Cendrawasih selama 19 tahun dan telah memiliki sejumlah aset dan usaha yang tak mungkin ia tinggalkan.
“Tidak menutup kemungkinan untuk saya kembali kesana, namun untuk saat ini saya menunggu situasi benar-benar aman lagi,” ungkap pria 45 tahun asal Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan tersebut usai mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kamis (3/10/2019) malam.
Dirinya kemudian menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan sejumlah orang lainnya. Saat kejadian, dirinya tengah beraktifitas seperti biasa berjualan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) di Pasar Woma.
“Tiba-tiba ada yang menyerang kami, ada yang melempar batu, melempar bom molotov di kios secara membabi buta, kejadiannya itu pada Senin (23/9) pagi sekitar pukul 08.30 WIT,” ungkapnya.
Ia mengatakan, warga setempat bukannya tidak ada membantu mencegah terjadinya bentrok dan rusuh, namun jumlah massa perusuh dan yang mencegah ia akui tak sebanding.
“Total ada sekitar 160 orang yang berada disana, di tempat lokasi kejadian yang ikut menimpa saya. Sekitar satu jam saya berusaha bersembunyi sebelum datang anggota Kodim setempat membantu menyelamatkan kami, lewat lima menit saja, habis semuanya,” tuturnya.
Pasca kejadian, bapak tiga anak tersebut akan menenangkan diri dan memulihkan kondisi psikis diri dan keluarganya sebelum kembali ke Wamena.
“Namun, mungkin hanya saya sendiri saja yang kembali kesana, keluarga akan saya tinggal di kampung,” tukas Defrizul. (*)
Hits: 43