MENTAWAI – Arbeiter Samariter Bund (ASB) Indonesia and the Philippines merupakan sebuah organisasi kemanusiaan dari Negara Jerman, dimana ASB saat ini bekerja di bidang pembangunan desa melalui program pengurangan risiko bencana (PRB) dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Project Manager ASB, Rofikul Hidayat mengatakan, secara garis besar program ASB di Indonesia ditujukan untuk berkontribusi pada pembangunan ketangguhan desa dengan mengedepankan peningkatan kapasitas lokal, pemberdayaan, dan inklusi sosial atau partisipasi masyarakat yang bermakna.
Selain itu ASB berkerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Pemerintah Desa, Kemendagri dan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Pesisir Selatan.
Selama tiga tahun program ASB berjalan ada 5 hasil utama menjadi keberhasilan yaitu, struktur risiko bencana terbentuk dan terlembaga di 6 desa/nagari di Sumatera Barat, Masyarakat di 6 desa/nagari memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait prosedur manajemen risko multi ancaman.
Kemudian meningkatnya komunikasi, peringatan dini berbasis masyarakat dan infrastruktur untuk kesiapsiagaan di 6 desa, Meningkatnya jaringan antar stakeholder terkait manajemen risiko (vertikal dan horisontal), dan terakhir adanya kesempatan untuk mengembangkan mata pencarian yang berkelanjutan bagi masyarakat di 3 desa/nagari, terang Rofikul.
“Lima capaian utama yang ditargetkan dalam pelaksanaan program ini sejalan dengan aspek dan indikator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana” ucap Rofikul Hidayat di Dusun Kalio Desa Goiso’oinan Kecamatan Sipora Utara, Kamis (8/8).
Capaian tersebut telah diamanatkan dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, ucapnya lagi
Sementara di Kabupaten Kepulauan Mentawai sendiri yang di distribusikan oleh Lembaga ASB and The Philippines periode 2016-2019 yakni ada 4 jalur evakuasi yang dibangun, tujuh pos koordinasi (posko), perlengkapan tanggap darurat (PPGD), perlengkapan medis, 20 radio RIG dan berbagai perlengkapan kebencanaan lainnya, ucap Rofikul Hidayat.
“Program Desa Tangguh Bencana (Desatana) ini kami serahkan ke pihak pemerintah daerah mentawai untuk melanjutkannya” ucap Rofikul Hidayat
Dia menjelaskan, kegiatan tersebut di bawah dukungan pendanaaan Kementerian Luar Negeri Jerman dengan melaksanakan program PRB berbasis masyarakat dalam kerangka Program Nasional Desa/Kelurahan Tangguh Bencana di 6 Desa.
Di mentawai meliputi Desa Goiso Oinan, Desa Sipora Jaya dan Desa Tuapejat sedangkan di Pesisir Selatan yaitu Nagari Amping Parak, Painan Selatan dan Koto Nan Duo IV). Program ini dilaksanakan sejak Mei 2016 dan akan berakhir pada Agustus 2019, tukasnya (Eriansyah).
Hits: 68