MENTAWAIMatasumbar.com – Sebagai putra daerah tentu akan terus mempertahankan adat dan budayanya agar tetap terjaga kelestariannya. Melalui karya-karya seni, Lulak Musik Community banyak ciptakan lagu daerah dengan konsep budaya.
Lulak Musik Community ini terbentuk pada 25 Januari 2019. Saat ini sudah 4 tahun berjalan dengan banyak personel 7 orang, selama berkarya terus mengembangkan ciptaan lagu daerah yang ditampilkan kepada khalayak ramai.
Perkembangan industri musik saat ini, Lulak musik Community terus meningkatkan karya-karya seni, bahkan akan direncanakan membentuk group band yang di kembangkan di wilayah Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Di momen dua agenda besar di kabupaten kepulauan Mentawai yakni hari jadi mentawai dan Festival Pesona Mentawai (FPM), Lulak musik Community tampilkan lagu terbaik daerah yang berjudul “Kapunen” sesuai dengan perhelatan kegiatan Akbar di bumi sikerei, Rabu (4/10/2023) malam.
Lulak Musik Community ini di bawah pimpinan Emil Sabaggalet yang memiliki talenta dengan menciptakan segudang ciptaan lagu-lagu Mentawai konsep budaya, dimana selam ini belum banyak para seniman mentawai yang mampu menciptakan lagu Mentawai bernuansa budaya secara turun menurun.
Adapun 7 nama personel terdiri dari Emil Sabaggalet (Emil Kerei), Alexander Saleleubajak (Alex Salba), Sukri Suryanto (Ignacio), Teddy Hermando (Teddy Kerei) Sudiro Simamora (Diro Kerei) Arsenius Tatebburuk (Arche Sipati’ti’) dan Efrain Adam Sagari.
Profesi sehari-hari masing-masing personel Lulak musik Community ini mulai dari Arsenius bekerja sebagai Satpam di Pemdes Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, selain itu dia juga memiliki talenta sebagai pentato (Sipati’ti’)
Erfrain Adam Sagari hari-harinya berprofesi sebagai Wira swasta, sedangkan 5 personel lagi bekerja di pemerintahan kabupaten kepulauan Mentawai yaitu di kecamatan Siberut Selatan.
Asal Masing-masing personel Lulak musik community
Emil Sabaggalet merupakan warga asal Sagulubbeg, Alexander asal Muara Siberut, Sukri Suryanto asal Sikakap, Teddy Hermanto asal Desa Maileppet, Sudiro Simamora asal Pakkat Humbang Hasundutan sekarang menetap di muara Siberut, Arsenius Tatebburuk asal Dusun Puro II, Efrain Adam Sagari asal Muntei.
Semua personel Lulak Community ini berdomisili di Muara Siberut, dimana mereka berkarya telah berlangsung lebih kurang 4 tahun mengembangkan karya-karya anak negeri yang bernuansa kedaerahan yaitu konsep berbasis budaya.
Lagu-lagu yang di rilis ini merupakan ciptaan Lulak musik Community yang di inisiasi Emil Sabaggalet bersama rekan-rekan. Sekarang ciptaan yang sudah dilahirkan itu hampir ratusan di ciptakan.
Menurut penulis memang banyak seniman mentawai yang menciptakan lagu daerah, namun tak banyak yang merilis lagu terkait kebudayaan.
Tujuan para seniman dari Lulak musik community untuk terus menciptakan lagu-lagu daerah yang konsepnya budaya supaya tidak terkikis dan habis begitu saja, nah melalui syair yang di ciptakan terus terjaga kelestarian budaya Mentawai.
Syair lagu yang di ciptakan lebih cendrung kepada budaya, tentang alam dan kehidupan sehari masyarakat Mentawai. Ini yang akan di bangkitkan kembali dalam melestarikan budaya di bumi sikerei, (Ers).
Editor : Tim Redaksi